Senin, 08 September 2014

Sepatu PDL dan Nyokot Lombok

Senin, 08 September 2014
Ini tulisan kedua di hari yang sama. Tidak apa-apalah, aku sekedar memenuhi hasrat untuk belajar menulis. Apa jadinya peradaban manusia jika tak ada catatan-catatan? Tentu tak akan ada sejarah, sebab sejarah adalah tentang kejadian masa lalu yang tercatat. Jika tidak, ia hanya akan bernama prasejarah.

Aku tidak sedang ingin melanjutkan kisah hari ini tentang Relokasi Pasar Tanjung oleh pihak Pemkab Jember. Ini tentang sepatu PDL. Namun repot juga, toh akhirnya nyerempet-nyerempet juga pada kejadian hari ini.

Jadi ceritanya, kami sedang cangkruk'an di kediaman Om Bajil. Ada Mbak Zuhana Anibuddin Zuhro, Masbro RZ Hakim, serta dua temannya dari InfiniTeam Jember Bike. Mereka adalah Didin dan Roby. Dua hari lalu Didin dan Roby juga turut menyemarakkan acara Gertak di Kalisat.

Waktu itu Om Bajil sedang ada di rumahnya Ji Wiwit. Saat pulang, ia membawa sebuah tas kresek warna hitam berisi sepatu PDL. Titipan dari Ji Wiwit untuk Masbro. Masbro tampak senang. Sambil tersenyum ia bilang begini;

"Waduh, aku koyok petugas sing me-relokasi sar tanjung yo nek nggawe PDL."

Kami semua tertawa. Tentu saja Masbro sedang bercanda. Namun ketika melihat Facebook baru miliknya, rupanya ia telah membagikan sebuah foto milik seseorang dengan nama Facebook Ratt Maniese. Kata Masbro, Ratt Maniese juga salah satu pemilik lapak di Pasar Tanjung. Lapaknya ada di dalam areal pasar, lantai satu. Sudah pasti tidak turut direlokasi.

Ohya, ini dia fotonya. Hasil jepretan Ratt Maniese. Menggambarkan tentang persiapan dari para petugas gabungan Satpol PP, Polisi, dan TNI, ketika hendak melakukan penertiban lapak-lapak di areal sekitar Pasar Tanjung.


Senin pagi, 8 September 2014

Sebenarnya, hanya itu cerita tentang sepatu PDL. Ada cerita lain yang ingin aku tuliskan. Ini tentang Anief. Beberapa saat setelah Om Bajil datang, ia juga datang. Kan waktu itu ada jajanan hongkong di meja ruang tamu. Hongkongnya beli di depan Gaden Kalisat, masih hangat. Ketika Anief datang, si Roby anak InfiniTeam Jember Bike, tiba-tiba ia nyokot lombok dan kepedasan. Ada apa ya?

Anief tersipu saat digojloki. Kesempatan. Aku menodongnya untuk mau mengantarku ke rumah si gadis Apache.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

congoco © 2014